Salam Sada, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita memberikan apresiasi terhadap Pelaku
Usaha (Investor) yang akan melakukan investasi dalam pengembangan peternakan
sapi potong di kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. Kementerian Pertanian selama
ini terus mendorong pelaku usaha untuk berinvestasi untuk meningkatkan populasi
sapi di dalam negeri, terutama untuk pemenuhan kebutuhan pangan di dalam
negeri. Hal tersebut disampaikan disela acara Public Expose yang diselenggarakan
oleh Pemda Kepulauan Aru Senin 21 Mei 2018.
Dengan
meningkatnya konsumsi daging sapi nasional dari 2,56 kg/kapita/tahun pada tahun
2015 menjadi 2,61 kg/kapita/tahun pada tahun 2016. Hal tersebut tentunya akan
semakin berpengaruh terhadap jumlah kebutuhan daging sapi di dalam negeri.
Untuk
itu, I Ketut Diarmita berpendapat bahwa harus dilakukan pengembangan sapi di
beberapa wilayah yang mempunyai potensi, baik oleh masyarakat maupun pelaku
usaha, terutama investor.
I
Ketut mengatakan, penyediaan lahan menjadi tantangan utama dalam investasi di
bidang peternakan dan kesehatan hewan, sehingga perlu di persiapkan dengan
baik. Menurutnya, saat ini, penyediaan lahan semakin berkurang karena adanya
alih fungsi lahan yang membuat perkembangbiakan peternakan dan ketersediaan
pakan semakin berkurang. Oleh karena itu, salah satu solusi untuk mendorong
pengembangan peternakan secara masif di masa mendatang yaitu pemanfaatan lahan
yang ada.
“Saya
melihat ada potensi lahan di Kepulauan Aru, saya ingin masyarakat di Kepulauan
Aru sejahtera dan berkembang, itu semua asalkan masyarakat disini mau bekerja
dan ingin maju,” kata I Ketut Diarmita.
Menurut
I Ketut Diarmita, pengembangan sapi ini selain untuk meningkatkan populasi dan
produksi ternak, juga untuk memenuhi pangan lokal maupun ke luar daerah. Selain
itu, untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam untuk peningkatan
produksi ternak. di Kepulauan Aru yang wilayahnya dirasa mampu untuk melakukan
perkembangbiakan di bidang peternakan.
“Kepulauan
Aru ini sangat didukung oleh adanya lahan yang luas dan karakteristik lahan
yang ideal untuk pengembangan pakan sapi ternak, sehingga punya potensi” ujar I
Ketut Diarmita. Lebih lanjut disampaikan, Kabupaten Aru menjadi perhatian
serius Kementerian Pertanian karena sebagai pewujudan sentra pengembangan sapi
dalam skala yang besar.
I
Ketut menyebutkan, setelah dilakukan survei lapangan di Kabupaten Aru, daya
tampung ternak sapi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sapi seluas
128.643 ha, maka lahan tersebut dapat menampung sapi lokal sebanyak 105.445 UT
atau sapi impor sebanyak 73.933 UT.
Selain
itu, dukungan hijauan pakan ternak (HPT) di beberapa lokasi padang pengembalaan
dengan jenis rumput sejenis Andropogon, Setaria spacelata, Bahia, Cynodon
dectylon, Imperata cylindrica (alang-alang), Calopogonium mucunoides,
Fimbristylis miliacea (sejenis gulma pada tanaman padi) dan buah tinta juga
memperkaya sumber ketersediaan akan ternak.
“Melihat
potensi yang luar biasa ini, diharapkan kepada semua investor untuk ikut
berkontribusi aktif bagi pengembangan usaha peternakan rakyat khususnya di
Kepulauan Aru,” kata I Ketut Diarmita.
“Saya
berharap, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi penting bagi pembangunan
peternakan di Indonesia khususnya peningkatan sapi/kerbau nasional sebagaimana
yang di targetkan oleh Bapak Presiden Jokowi untuk mewujudkan swasembada daging
sapi di tahun 2026,” pungkas I Ketut Diarmita.
Sumber
: ditjennak.pertanian.go.id