Salam sada,.....Budidaya ikan semakin tahun masyarakat
semakin banyak yang membudidayakan ikan. Budidaya yang mereka lakukan ada
secara tradisional, semi intensif dan intensif. Ada yang budidayanya hanya hobi
tapi juga ada yang serius untuk meningkatkan penghasilan. Budidaya Ikan ada
dimana-mana termasuk budidaya ikan di ekstransmigasi Rimbo Bujang.
Terlebih kondisi ekonomi
untuk saat ini yang turun drastis dimana harga karet sampai dengan Rp 5600/Kg
sementara kebutuhan dengan harga karet yang hanya seperti itu dirasa kurang
bisa menghidupi untuk wilayah rimbo bujang, mungkin ini bisa dijadikan penambah
penghasilan selain mata pencaharian utama .
Di ekstransmigasi Rimbo
Bujang, budidaya yang dikembangkan kebanyakan adalah ikan lele baik secara
tradisional, semi intensif dan intensif ( kolam terpal ). Mungkin belum banyak
pembudidaya ikan di eks tramigasi ini, cara budidaya ikan yang baik dengan
modal tidak banyak tapi keuntungan banyak. Untuk budidaya ikan dibagi 2 bagian
yakni pembenihan dan pembesaran. Pada budidaya ikan yang terpenting yang harus
di ketahui dan dipahami yakni pakannya, kualitas airnya, metodenya, proses
pemeliharaannya dari awal tebar sampai panen dan hama serta penyakit ikannya.
Pada Hama dan penyakit
ikan harus diwaspadai oleh semua pembudidaya karena ini juga penentu
keberhasilan dalam cara budidaya ikan. Hama yang mengganggu budidaya ikan lele
baik dikolan terpal dan tanah adalah lingsang, ular, biawak, burung elang dll.
Terus cara mencegahnya dengan cara bersihkan disekitar kolam,dikelilingi jaring
disekitar kolam dan ditutup dengan jaring diatas kolam, dikasih penerangan bila
dimalam harinya.
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri,
jamur, dan protozoa yang berukuran kecil ( Sumber dari Agromaret. com dalam bibitikan.net ) adalah
1) Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla
dan Pseudomonas hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar
flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk
bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron.
Gejala: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul
pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air.
Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk
kualitas air.
Pengobatan: melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50
mg/kg ikan/ hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid
sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.
2) Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum).
Gejala: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena
tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di
permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut
dan sirip.
Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg
ikan/hari selama 5–15 hari.
3) Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan
tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada
daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang,
sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi
benang seperti kapas.
Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte
Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green
Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit.
4) Penyakit Bintik Putih dan
Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat,
kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius
multifilis.
Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di
permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan
insang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada
campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1
gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan
diulang setelah 3 hari.
5) Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing
Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit
dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul
pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit; (2)
Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan
Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit; (4) memakai larutan NaCl
2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10
menit.
6) Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit,
sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.