SELAMAT DATANG DI WEBSITE TARUNA TANI SAPTA DASA SEMOGA INFORMASI YANG KAMI BERIKAN BERMANFAAT UNTUK ANDA SEMUA SAHABAT SADA.

Tepung Ikan Untuk Bahan Pakan Unggas

Tepung ikan merupakan komponen bahan pakan ransum unggas dengan kandungan proteinnya cukup tinggi. Ketergantungan Indonesia terhadap tepung ikan import merupakan fakta yang ironis mengingat sumberdaya kelautan Indonesia sangat melimpah.
Potensi tepung ikan sebagai sumber bahan pakan harus kembali dioptimalkan dengan mensinergikan antara supply-demand, pabrikasi dan manajemen logistiknya. Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak untuk mampu mendukung pengembangan industri peternakan dan perikanan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) bekerjasama dengan Asosiasi Nutrisi dan Pakan Indonesia telah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Revitalisasi Rantai Pasok dan Pabrikasi Tepung Ikan Sebagai Sumber Bahan Pakan Berkelanjutan” pada hari Selasa 15 Desember 2015 di Bogor. Acara dibuka oleh Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian (Kabid KSPHP) Puslitbangnak Dr. Endang Romjali.  FGD ini bertujuan: Mengkaji dan merumuskan: Potensi dan peluang industrialisasi tepung ikan sebagai sumber bahan pakan; Manajemen logistic tepung ikan pada rantai pasok industry pakan dan kelayakan usaha pabrik tepung ikan di beberapa wilayah potensial di Indonesia. Bertindak sebagai moderator pada Sesi I Dr. Endang Romjali dan Prof. Nachrowi pada Sesi ke II.
Sesi I Dwi Budianto (Kasubdit Diversifikasi Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan) menyampaikan paparannya dengan judul Potensi dan Peluang Investasi Industri Tepung Ikan di Indonesia dan Ir. Denny Indrajaya (Asosiasi Produsen Pakan Indonesia) dengan judul Supply-Demand dan Manajemen logistik tepung ikan untuk industry pakan di Indonesia. Sesi II, Agung Setianto (Kepala Divisi Budidaya Pakan Ikan) menyampaikan paparannya dengan judul Peluang pasar dan kebutuhan modal Investasi Pabrik Tepung Ikan di Wilayah Potensial Indonesia. Narasumber terakhir Ir. John Umboh MSc. menyampaikan paparannya dengan judul Potensi lokal dan skala usaha pabrik (Industrialisasi) tepung ikan di Sulawesi Utara.
Produksi tepung di dalam negeri tersebar di berbagai wilayah dengan kapasitas produksi yang bervariasi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa sebagian besar usaha produksi tepung ikan adalah usaha samping/lanjutan dari industri pengolahan ikan untuk konsumsi manusia. Limbah dari pengolahan ikan tersebut dalam bentuk kepala, ekor dan sisa olahan ataupun ikan yang tidak layak dikonsumsi oleh manusia, bahan-bahan ini digunakan dalam bahan pembuatan tepung ikan. Kemampuan (potensi) produksi tepung ikan nasional diperkirakan lebih dari 200 ribu ton per tahun. Teknologi pembuatan tepung ikan sudah dianggap cukup lengkap sehingga yang diperlukan adalah penerapannya dalam industri baik sekala kecil maupun menengah.
Berdasarkan hasil diskusi dalam FGD tersebut dapat disarankan sebagai berikut: Perlu adanya peningkatan produksi tepung ikan didalam negeri yang disertai dengan peningkatan kualitas (kadar protein kasar diatas 50%); Revitalisasi pelaku usaha pembuatan tepung ikan skala kecil-menengah perlu mendapatkan perhatian melalui pembinaan dan penguatan permodalan serta penerapan teknologi yang adaptif sesuai kondisi lokal; Perlu diusahakan adanya sertifikasi produk tepung ikan didalam negeri untuk memberikan efek ganda pada penggunaannya sebagai bahan pakan ikan dan udang yang akan meningkatkan pangsa pasar luar negeri terhadap produk perikanan tersebut. Sertifikasi produk tepung ikan tersebut sifatnya sangat mendesak sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemegang kebijakan yang berkaitan. Dan Perlu kajian lebih mendalam terhadap kebijakan moratorium penangkapan ikan menggunakan kapal trawl agar tidak berdampak negative terhadap produktivitas perikanan, termasuk produksi tepung ikan  didalam negeri. (REP/SS)

Sumber : http://peternakan.litbang.pertanian.go.id

TWEET SADA