SELAMAT DATANG DI WEBSITE TARUNA TANI SAPTA DASA SEMOGA INFORMASI YANG KAMI BERIKAN BERMANFAAT UNTUK ANDA SEMUA SAHABAT SADA.

Sosialisasi Aksi Adaptasi dan Mitigasi Gas Rumah Kaca dari Sektor Peternakan

Bertempat di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan telah dilaksanakan Workshop Aksi Adaptasi dan Mitigasi Gas Rumah Kaca dari Sektor Peternakan pada tanggal 23-25 Mei 2016. Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarkan inovasi teknologi peternakan dalam menghadapi perubahan iklim.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak), Dr. Ir. Bess Tiesnamurti, MSc selaku koordinator penyelenggara menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi ini diadakan di Sulawesi Selatan karena merupakan satu dari 10 provinsi lumbung ternak nasional, untuk wilayah Timur Indonesia. Selanjutnya, beliau mengharapkan teknologi dan inovasi yang dilakukan dan diperoleh dari Puslitbang Peternakan dapat dilanjutkan oleh para calon ilmuwan muda dan penerus bangsa yang diwakili oleh mahasiswa, disebarluaskan oleh para penyuluh dan pemangku jabatan di daerah dan diaplikasikan oleh petani peternak yang turut hadir dalam acara ini.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS dalam arahannya menekankan pentingnya kegiatan sosialisasi aksi adaptasi dan mitigasi untuk sektor pertanian, termasuk peternakan, agar dapat melihat permasalahan secara makro yaitu nasional tidak hanya mikro atau lokal. Aksi adaptasi dan mitigasi sangat diperlukan untuk mengantisipasi perubahan iklim yang terjadi sebagai akibat dari perubahan tingkah laku manusia, salah satunya adalah perubahan penggunaan lahan dari pertanian atau hutan menjadi industri. Pemenuhan kebutuhan pakan untuk masa depan perlu menjadi perhatian seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang meningkat cukup tajam. Dengan sosialisasi ini diharapkan para peserta dapat memberikan kontribusi dan pemikiran yang tidak hanya bertumpu pada penelitian dan pengembangan oleh Badan litbang tetapi juga pada kearifan lokal dari pemangku pemerintahan dan pelaku di daerah yang dapat memberikan masukan untuk pengembangan inovasi tepat guna untuk pengembangan wilayah dan tepat sasaran.
Kegiatan ini menampilkan 4 orang pembicara, pembicara sebagai narasumber, yaitu Ir. Matheus Sariubang, MS (Peneliti BPTP Sulsel), Rantan Krisnan, S,Pt. MSi (Peneliti Balitnak), April Hari Wardhana, PhD (Peneliti BB Litvet) dan Fitra Aji Pamungkas, S,Pt. MSi (Peneliti Balitnak). Materi yang disampaikan meliputi topik: Teknologi praktis yang tersedia di BPTP Sulawesi Selatan; Dampak perubahan iklim terhadap produksi ternak dan strategi menghadapinya; Teknologi veteriner dalam mengatasi penyakit yang mungkin timbul akibat perubahan iklim dan Teknologi reproduksi untuk meningkatkan produktivitas ternak.
Dari materi yang disampaikan oleh narasumber dapat diketahui bahwa Perubahan iklim berdampak langsung dan tidak langsung pada ternak. Dampak langsung dapat menurunkan reproduksi dan menimbulkan penyakit. Dampak tidak langsung adalah pada ketersediaan pakan. Antisipasi perubahan iklim dapat dilakukan melalui 2 pendekatan, yaitu adaptasi dan mitigasi. Adaptasi dapat dilakukan dengan mengembangkan rumput ternak yang adaptif terhadap perubahan iklim, aplikasi teknologi IB untuk meningkatkan reproduksi serta meningkatkan daya tahan tubuh ternak.  Mitigasi dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi pakan berupa pengolahan pakan, pakan komplit yang seimbang, pakan aditif untuk mengoptimalkan penggunaan bahan pakan asal limbah pertanian dan perkebunan tanpa meningkatkan emisi gas rumah kaca tetapi dapat meningkatkan produktivitas ternak. Informasi ketersediaan bahan pakan dan daya tampungnya untuk ternak dapat dilihat dari program kalender ternak secara online.
Perubahan iklim dapat menyebabkan munculnya kembali penyakit yang tadinya sudah tidak pernah muncul dan juga dapat membantu penyebaran penyakit yang sudah ada. Hal ini disebabkan karena perubahan iklim dapat menimbulkan banjir atau suhu panas yang dapat meningkatkan jumlah vektor pembawa penyakit seperti nyamuk, lalat, cacing. Dampak pada ternak adalah penurunan produktivitas, steril sementara  dan berakhir pada kematian. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah pencegahan peningkatan jumlah vektor ataupun pemusnahan vektor. Banyak tanaman lokal yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit pada ternak.
Di bidang reproduksi antisipasi perubahan iklim dapat dilakukan melalui manipulasi reproduksi dan aplikasi teknologi reproduksi. Manipulasi reproduksi melalui singkronisasi birahi dan peningkatan kondisi tubuh induk. Aplikasi teknologi reproduksi dengan melakukan inseminasi buatan, pemisahan sperma X dan Y untuk menghasilkan anak betina saja atau jantan saja.
Kegiatan dihadiri 115 orang peserta terdiri atas peneliti, penyuluh, dosen, mahasiswa, peternak yang berasal dari BBP2TP, BBvet Maros, Dinas Provinsi dan Kabupaten di wilayah Sulawesi, BPTP wilayah Sulawesi, STTP Gowa, Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, Bakorluh dan Baperluh di Sulawesi, Universitas di Sulawesi, Asosiasi dokter hewan Sulawesi Selatan dan Kelompok Tani Ternak di Makassar.

sumber : peternakan.litbang.pertanian.go.id

TWEET SADA