Saat ini
tengah marak kegiatan peremajaan karet di sejumlah wilayah sentra pengembangan
di Indonesia. begitu pula dengan wilayah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo yang masuk wilayah Propinsi Jambi. Namun karena terbatasnya jumlah bahan tanaman unggul maka membuka
“market” untuk bibit tidak standar. Jika tidak diwaspadai, pekebun bisa saja
akhirnya menanam benih tidak unggul tersebut.
Beberapa bentuk bibit yang tidak standar, antara lain , penggunaan
mata tunas yang berasal dari pohon lain yang berupa tanaman semaian (asal
biji/seedling), penggunaan mata tunas yang berasal dari kebun produksi yang
berasal dari tanaman semaian.
Biji Polong Merah
sekarang ini di beberapa daerah, khususnya di
Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, dan Kepulauan Bangka Belitung banyak beredar
biji karet yang dikenal dengan sebutan biji polong merah yang
dikatakan berasal dari Perusahaan Golden Hope, Malaysia, Selangor
Batu Tiga BHD. Bahkan benih ini diklaim ini bisa langsung ditanam di lapangan
tanpa harus diokulasi.
Informasi seperti ini jelas-jelas sebagai bentuk pembodohan
dan penipuan. Apa pun jenis biji dan dari mana pun asalnya,
untuk pertanaman di lapangan haruslah menggunakan bibit unggul hasil okulasi.
Karena bagi kebun yang dibangun dengan menggunakan biji atau seedling,
produktivitasnya 3-5 kali lebih rendah dibandingkan dengan bibit unggul hasil
okulasi.
Ciri-ciri okulasi palsu:
Jendela Okulasi memiliki mata rata dan kulit halus, sudut tunas kecil (180 derajat), warna Tunas coklat kemerahan dan jumlah daun 5-7 helai.
Jendela Okulasi memiliki mata rata dan kulit halus, sudut tunas kecil (180 derajat), warna Tunas coklat kemerahan dan jumlah daun 5-7 helai.
Ciri-ciri okulasi asli:
Jendela Okulasi memiliki mata nonjol dan kulit bergaris-garis, sudut tunas lebar (420 derajat), warna Tunas hijau dan jumlah daun 10 -13 helai.
Jendela Okulasi memiliki mata nonjol dan kulit bergaris-garis, sudut tunas lebar (420 derajat), warna Tunas hijau dan jumlah daun 10 -13 helai.
Berdasarkan
data Balai Penelitian Karet Sembawa, jenis bibit dalam klon anjuran komersial
ini antara lain bibit penghasil lateks (BPM 24, BPM 107, dan BPM 109), bibit
penghasil lateks-kayu (IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112), dan bibit murni
penghasil kayu (IRR 70, IRR 71, dan IRR78).
Sementara jenis bibit yang masuk dalam kategori klon harapan antara lain IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 111, IRR 141, dan IRR 144.
Sementara jenis bibit yang masuk dalam kategori klon harapan antara lain IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 111, IRR 141, dan IRR 144.
demikian sekelumit informasi tentang karet yang kami himpun dari berbagai sumber dan semoga
informasi ini bermanfaat
Referensi:dari berbagai sumber