Salam Sada, Bau pesing kandang ternak ruminansia
oleh ammonia dari dulu menjadi masalah yang merepotkan peternak dan menyusahkan
masyarakat sekitar. Ammonia diogolongkan sebagai gas sberacun yang bisa
menimbulkan penyakit pada manusia dan mencemari lingkungan. Hasil penelitian di
Amerika Serikat menunjukkan ekstrak tanaman yang mengandung senyawa tannin
berprospek bagus untuk memecahkan masalah ini.
Tidak hanya mengatasi emisi ammonia
dan bau pesing, hasil penelitian Prof. J. Mark Powell, Ph.D juga memberi
keunntungan lain. Yaitu jika pakan ternak sapi ditambahi tannin, maka pakan
sapi tidak perlu lagi diperkaya dengan protein.
Peneliti dari Badan Penelitian
Pertanian Kementerian Pertanian Amerika Serikat tersebut menjelaskana bahwa
protein yang dokonsumsi sapi dicerna menjadi berbagaai senyawa nitrogen. Pada
sapi perah, hanya sepertiga nitrogen yang masuk melalui pakan yang dipergunakan
dan menjadi bahan pembentiukan susu dalam tubuh sapi. Selebihnya dua pertiga
bagian keluar terutama melalui urine. Nitrorgen dalam urine berada dalam bentuk
urea. Di lantai kandang sapi, enzym dalam kotoran sapi segera mengolah nitrogen
(urea) yang keluara melalaui urine menjadi ammonia.
Tannin dapat mengurangi produksi urea
dalam tubuh ternak dengan cara menghindarkan lebih banyak protein dari
pengolahan dalam lambung sehingga bisa berlanjut masuk ke usus yang diserap
untuk pembuatan susu. Emisi ammonia dari kandang sapi, khususnya sapi perah
cukup besar karena urine sapi perah mencapai 3,5 gallon (sekitar `13,3
liter) per hari.
Dikatakan oleh Powell, perhatian
terhadap tannin masih kurang, padahal di daerah tropis banyak tersedia jenis
hijauan untuk pakan sapi, kambing dan domba.
Sumber : bbppbatu.bppsdmp.pertanian.go.id