Salam Sada, Daging segar adalah daging yang telah
mengalami perubahan fisikokimia setelah pemotongan tetapi belum mengalami
pengolahan lebih lanjut seperti pembekuan, penggaraman’ pengasapan, dll.
Sifat
Daging Segar:
- Warna
daging
·
Faktor utama pigmen
daging tdd Hb dan myoglobin 80 – 90 %.
·
Myoglobin adalah
globulin protein yang berbentuk gelembung-gelembung heme yang memiliki inti Fe.
·
Warna daging
ditentukan oleh status Fe (Ferro atau Ferii).
·
Daya ikat O2 pada
myoglobin lebih tinggi/kuat disbanding pada Hb sehingga O2 darah
dapat diambil untuk otot.
·
Saat dipotong warna
daging adalah violet. Setengah jam dalam kondisi cukup O2 daging
menjadi merah cerah. Bila daging ditutup rapat tanpa O2 akan
terbentuk oxymyoglobin dan warna akan tetap cerah berbentuk ferii (Fe3+).
Bila kurang O2 akan terbentuk metymyoglobin yang berwarna merah
kecoklatan berbentuk ferro (Fe2+).
Fe2+ + O2 -à
Fe3+
·
Warna daging sapi
lebih tua daripada daging domba/kambing. Warna daging sapi jantan yang dikebiri
lebih tua daripada daging sapi jantan yang tidak dikebiri. Warna daging sapi
gembala lebih tua daripada daging sapi feed lot. Daging paha lebih tua
warnanya.
·
Sapi yang tidak
diistirahatkan : tingkat stesnya saat penyembelihan sangat tinggi; cadangan
glikogen otot tidak mencukupi sehingga cepat mati; dan warna daging lebih tua
karena pH sulit turun atau bisa juga berwarna pucat karena pH turun drastis.
·
Yakni kemampuan
daging untuk mempertahankan kandungan airnya salami mengalami perlakuan dari
luar seperti pemotongan, pemanasan, penggilingan, dan pengolahan.
·
WHC mempengaruhi
sifat fisik daging seperti warna, tekstur, ketegaran, sari minyak dan
keempukan.
·
Air dalam daging
terdapat dalam 3 keadaan : 1) air bebas; 2) air yang terikat oleh molekul
protein; 3) air yang terdapat antara air bebas dan air terikat (immobile).
·
WHC dipengaruhi oleh:
- Water Holding Capacity (WHC)
- Asam
laktat. BIla terdapat banyak asam laktat maka WHC akan semakin rendah.
- ATP.
Kontraksi otot melepaskan Ca+ dalam sarcoplasma sehingga
semakin banyak ATP maka semakin tinggi WHC.
- pH.
Efek Muatan Netto (Net Charge Effect).
- Struktur ketegaran dan tekstur
·
Sifat ini sulit
diukur secara objektif.
·
Sifat ini diukur oleh
konsumen secara visual, diraba, dan dirasakan.
·
Ketegaran antara
karkas yang telah mengalami pelayuan (chilled) berbeda dengan karkas segar.
·
Setting up ialah
penambahan ketegaran karena kehilangan ekstensibilitas yang diikuti oleh
penyempurnaan rigormortis dan solidifikasi di dalam dan sekitar otot saat
chilling.
·
Lemak intramaskuler
(marbling) mempengaruhi ketegaran daging yang telah didinginkan (refrigerated)
karena solidifikasi lemak selama chilling.
·
Tekstur daging
dipengaruhi oleh jumlah jaringan ikat dalam otot. Otot yang banyak bergerak,
teksturnya kasar, seperti paha yang kurang empuk. Otot yang kurang gerak,
teksturnya halus, seperti psoas.
·
Jumlah jaringan ikat
pada otot tidak bertambah seiring naiknya umur ternak.
·
Keempukan daging
dipengaruhi oleh: umur, aktivitas fisik, dan tingkat stress sebelum disembelih.
·
Keempukan diukur
dengan Warner Blatzler.
·
Pemanasan daging akan
menyebabkan:
- Keempukan daging
- Merusak
jaringan ikat dan protein myofibril.
- Mempengaruhi
keempukan (tenderness), sari minyak (juiceness), dan rasa (flavor).
- Perubahan
fisikokimia dalam otot yang mempengaruhi mutu daging.
- Serat-serat
otot menjadi lebih keras sedangkan jaringan ikat menjadi lunak/empuk.
- Untuk
potongan daging yang sedikit jaringan ikatnya seperti loin dan rib,
dimasak cepat untuk memperkecil pengerasan otot.
Yang
mempengaruhi sifat-sifat daging segar:
- Heribilitas
·
Warna, kekenhyalan,
dan struktur memiliki heribilitas (h2) 30 %
·
Marbling pada babi
memiliki heribilitas (h2) 25 %
·
Keempukan pada daging
babi memiliki heribilitas (h2) 60 %
·
Pakan berpengaruh
terhadap cadangan glikogen sehingga mempengaruhi pH postmortem.
·
Stres mengakibatkan
defisiensi glikogen.
·
Contoh: fluktuasi
suhu, kondisi lantai, dan penyakit.
- Pakan
- Lingkungan
Sifat
daging segar:
- Warna
- Keempukan
- Kekenyalan
- Kebasahan
- Kilap
- Tekstur
- Marbling
- Flavor
Kualitas
Daging
Dipengaruhi
oleh:
- Perlakuan/penanganan ternak sebelum, saat dan
sesudah disembelih.
- Bangsa ternak/mutu genetis.
- Umur ternak.
- Jenis kelamin.
Penanganan
sebelum disembelih:
- Sistem pemeliharaan: jarak pemberian pakan.
- Transportasi ternak: ventilasi alat angkut;
kapasitas; percepat mengemudi.
- Ternak diistirahatkan.
- Ternak dipuasakan untuk memudahkan evicerasi dan
penanganan.
- Pembasahan/dimandikan.
- Peminsanan.
Penanganan
Saat Penyembelihan:
- Cara penyembelihan:
- Langsung:
jatuhkan ternak lalu dipotong tetapi ternak mengalami stress yg tinggi.
- Dengan
pemingsanan:
·
Bius
·
Stuning gun
·
Captive pold
·
Hammer
·
Electrick shock
·
CO2 immobilization
Tujuannya untuk mengurangi
stress.
- Eksanguasi
·
Yakni pengeluaran
darah sebanyak-banyknya pada saat hewan dipotong
·
Dimulai dari
perubahan-perubahan dalam otot karena terputusnya hubungan otot dengan
lingkungan luas.
·
Hanya 50 % total
volume darah yang dapat dikeluarkan dan 50 % lainnya tertahan dalam organ-organ
vital.
- Pengulitan
- Lantai:
tenaga kerja banyak, kurang higienis, rigosmortis tidak sempurna.
- Gantung
lebih baik
- Evicerasi/Pengeluaran jeroan.
- Stimulasi listrik untuk mempercepat proses
rigormortis selesai dan untuk keempukan serta penampakan yang baik.
·
Tujuan Stimulasi
Listrik:
- Mempercepat
penurunan pH. Besaran pH 5,4 – 5,5 setelah 1 jam eksanguasi. Besaran pH
stabil sebesar 6,5 – 6,8 setelah postmortem. Makin rendah pH akan
mempengaruhi terjadinya denaturasi protein. Protein akan kehilangan
solubilitas; WHC; dan warna.
- Menstimulasi
kontraksi otot sehingga mempercepat penurunan jumlah ATP (energi cepat
habis sehingga rigormortis dapat lebih cepat).
- Mempercepat
proses glikolisis sehingga mencegah terjadinya Cold Shortening agar daging
empuk.
- Mempercepat
aktivitas proteolitik dari enzim calpain sehingga daging empuk.
- Mencegah
kerusakan struktur otot akibat pengaruh luar (mikroorganisme pathogen) dan
mempercepat kontraksi otot dengan kondisi ekstrim sehingga z-line luruh
dan daging menjadi empuk.
- Kualitas
karkas meningkat yakni warna merah cerah; empuk; marbling baik; juiceness
baik; flavor baik; dan daya simpan baik.
·
Voltase listrik yang
digunakan 30 – 3600 volt.
- Bila
digunakan voltase yang rendah dikombinasi dengan stimulasi langsung dan
cepat.
- Bila
digunakan voltase yang tinggi mempercepat proses stimulasi dan
meyeragamkan kontraksi otot.
- Rigormortis.
Setelah
Pemotongan:
- Penggantungan karkas.
·
Pada tendo
achilus/kaki belakang agar psoas (has dalam) empuk.
·
Pada pelvic agar paha
dan has luar empuk.
·
Berpengaruh terhadap
keempukan daging karena ada pemendekan sarcomere.
·
Darah menetes dengan
sempurna sehingga mengurangi penyusutan dan perkembangan mikroorganisme.
·
Mengurangi suhu
sebesar 5 OC
·
Suhu karkas setelah
dipotong 30 – 39 OC
·
Dilakukan pada chill
coolers dengan suhu -4 OC – 0 OC selama 24 – 28
jam maksimal 7 hari.
·
Tujuan:
- Pelayuan.
- Menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang tahan suhu tinggi.
- Engurangi
penyusutan (pelayuan sebelum rigormortis).
- Meningkatkan
flavor daging.
- Meningkatkan
keempukan daging.
- Mengurangi
penurunan WHC.
- Packaging untuk daya simpan yang panjang.
- Penyimpanan.
Alat-alat
untuk Pengukuran Kualitas Daging
- Termometer bimetal
·
Menggunakan 2 logam
yang memiliki konstanta muai yang berbeda yakni: tembaga dan aluminium.
·
Menunjukkan suhu muai
pada daging.
·
Terdapat 2 satuan
suhu: oC dan oF.
·
Jika panas aluminum
yang memuai lebih dulu, bila dingin tembaga yang susut.
·
Cara penggunaannya:
dimasukkan ke dalam daging dan jangan sampai ada bagian yang keluar dari dalam
daging.
·
Untuk mengukur
kekerasan daging.
·
Cara penggunaannya:
dimasukkan tegak lurus dengan otot daging lalu direbus pada suhu 81 oC.
·
Skor 0-3 = empuk; 3-6
= medium; > 6= alot; tendon/urat skornya > 30
·
Berdasarkan
ausralia-meat.
·
Digunakan pada daging
setelah di chilling.
·
Light red s.d dark
red.
·
Untuk mengukur warna
lemak.
·
Warna lemak
dipengaruhi oleh β-karoten dan jenis lemak yang terbentuk
·
Untuk mengukur WHC
·
Daging dipres agar keluar
airnya.
·
Untuk mengukur luasan
air yang terlepas.
·
Tekanan yang
digunakan 30 mg/cm2
- Warner Blatzler (0 – 48)
- Marbling Score (1-12)
- Color Score (1-7)
- Fat Color score (1-7)
- Kertas saring
- Plani Meter
- Alat Ukur pH
Referensi:
Heinz, G dan P.
Hautzinger. 2007. Meat Processing Technology for Small- to Medium- Scale
Producers. Food and Agriculture Organization of United Nation Regional Office
for Asia and The Pacific, Bangkok.
Hui, Y.H., W.K.
Nip,R.W. Rogers dan O.A. Young. 2001. Meat Science and Application. Marcel
Dekker, Inc.,New York.
Lawrie, R.A. 1995.
Ilmu Daging. Edisi kelima. Terjemahan : A. Parakkasi. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
oleh
: Eko Saputro, S.Pt
(Widyaiswara Pertama BBPP Batu)
(Widyaiswara Pertama BBPP Batu)
Sumber
: bbppbatu.bppsdmp.pertanian.go.id