Perikanan budidaya di Indonesia
diyakini memiliki potensi yang luar biasa untuk dijadikan lahan
investasi bagi pengusaha lokasl maupun asing. Hal tersebut disampaikan
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) Slamet Soebjakto dalam soft launching Indoaqua-APA 2016 di Grand
City Convention, Surabaya.
Slamet mengatakan, saat ini Indonesia
menempati peringkat empat negara penghasil perikanan budi daya global.
“Dengan sumber daya alam yang kita miliki, peluang meningkatkan produksi
masih terbuka lebar”, jelas Slamet, Selasa (26/4).
Guna mengenalkan industri perikanan
budidaya Indonesia kepada dunia, KKP mengadakan seminar dan pameran
bertaraf internasional. Salah satunya Asian Pacific Aquaculture (APA) :
Conference and Exhibition 2016 yang mengusung tema Profitability,
Sustainability, and Responsibility for The Future.
Slamet mengatakan APA 2016 dihelat bersamaan dan berkolaborasi dengan Indonesian Aquaculture (INDOAQUA) 2016 serta Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA).
Slamet menilai, acara ini akan menjadi
momen tepat untuk menunjukkan kesiapan pemain lokal dalam menghadapi
kompetisi regional dan global.
“Ini merupakan momen yang tepat untuk
menunjukkan kesiapan perikanan budidaya nasional menghadapi tantangan
persaingan regional maupun global. Di samping itu akan memberikan
keuntungan yang besar bagi perkembangan industri perikanan budidaya di
Tanah Air, karena akan mampu mengundang investor dan memperkenalkan
teknologi perikanan budidaya terbaru”, kata Slamet.
Slamet pun menuturkan, saat ini
Indonesia telah menjadi negara yang berperan penting dalam sektor
perikanan budidaya, dengan potensi sektor ini mencapai US $ 63-80 miliar
per tahun.
“Dengan sumber daya alam yang dimiliki
dan nilai potensi perikanan budidaya yang mencapai US $ 63–80 miliar per
tahun, kita harus mendorong pemanfaatannya secara bijaksana dan
berkelanjutan, untuk mendukung perekonomian dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat,” tambah Slamet.
Untuk teknologi budidaya ikannya
sendiri, Slamet mengatakan, teknologi yang diperlukan adalah teknologi
yang mampu meningkatkan efisiensi baik dari segi biaya maupun tenaga.
Mengenai target dari penyelenggaraan
event ini, lanjut Slamet, acara ini adalah pertukaran teknologi terbaru
dan investasi di bidang perikanan budidaya, dan sekaligus ajang tukar
menukar informasi terkait akuakultur.
“Target kita ada peningkatkan investasi
ya paling tidak. Karena dengan kita melakukan kegiatan ini tentu saja
potensi-potensi Indonesia semakin terlihat di dunia. Kita juga bisa
melihat bagaimana para pebisnis luar negeri datang ke Indonesia, seperti
di pameran ini kan cukup banyak juga ya. Sehingga harapan kita, kita
bisa saling tukar informasi, sehingga timbul suatu daya tarik bisnis
perikanan kita akan naik,” tutur Slamet.
Slamet juga menjelaskan, dengan diundangnya para investor maka akan memperkenalkan teknologi perikanan budidaya terbaru.
“Di samping itu akan memberikan
keuntungan yang besar bagi perkembangan industri perikanan budi daya di
Tanah Air karena akan mampu mengundang investor dan memperkenalkan
teknologi perikanan budidaya terbaru.”
Sementara itu, Ketua Penyelenggara
Indoaqua-APA 2016, Maskur mengatakan, acara ini diharapkan dapat menjadi
ajang menyiapkan strategi pembangunan, pemerataan dan modernisasi dalam
menjelang pasar bebas MEA. Sehingga dapat diperkirakan, ada transaksi
bisnis dan promosi investasi.
“Secara keseluruhan acara ini akan diperkirakan, Diharapkan ada transaksi bisnis dan promosi investasi”, jelas Maskur.
Acara besar ini akan diselenggarakan
selama 3 hari, berlangsung pada 26-29 April 2016, berlokasi di Grand
City Convex, Surabaya. Para komunitas perikanan budidaya di negara lain
dapat berkunjung ke Indonesia dan dapat melihat industri perikanan
budidaya di Indonesia.
sumber : www.kkp.go.id